BONTANG, Kalimantan Timur- PT Badak NGL tercatat sebagai perusahaan liquefied natural gas (LNG) pertama di dunia yang dapat mencapai Level 8 International Sustainability Rating System, Seventh Edition (ISRS7) dari DNV Norway.
Presiden Direktur PT Badak Agus Haryanto mengatakan level itu bisa diraih perusahaan setelah 4 tahun merintis standardisasi keselamatan kerja. "Rating itu menempatkan PT Badak NGL sebagai perusahaan LNG pertama di Indonesia, bahkan di dunia yang bisa mencapai level 8," katanya, Kamis malam.
Penghargaan ini diserahkan pimpinan DNV Norway kepada Direktur Umum PT Pertamina (Persero) Karen Agustia-wan. DNV adalah salah satu badan sertifikasi terbaik di dunia yang berbasis di Norwegia di bidang energi.
Menurut Agus, pencapaian tersebut membawa pengaruh secara langsung terhadap kinerja safety dari PT Badak, yaitu te-cermin dengan perolehan 27,35 juta jam kerja aman atau 1.158 hari aman sampai dengan 8 Februari 2010.
Level 8 ISRS edisi ke-7 ini (tidak lepas dari pencapaian PT Badak dalam membuat suatu sistem manajemen terintegrasi yang disebut SHE-Q MS, yaitu safety, health, environment, dan quality management system. SHE-Q MS merupakan perpaduan beberapa standar nasional dan internasional yang mencakup SMK3, ISO 90001, ISO 14001, OHSAS 18001, OHSAS 18002, dan ISRS7.
Dia optimistis pengakuan PT Badak sebagai perusahaan kelas dunia dalam bidang safety, health. environment, quality security dan business akan menjadi modal utama untuk meraih visi terbaru, menjadi perusahaan energi yang terdepan dalam inovasi. Buka peluang
Pada bagian lain, Karen menilai kinerja PT Badak ini akan membuka peluang pengembangan empat sektor bisnis yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Pertama, pengakuan dunia itu memberi peluang kepada perseroan untuk menjual keahlian. Kedua, penyediaan jasa operasi dan pemeliharaan.
Ketiga, menjadi center of excellence untuk menuju pembentukan akademi LNG. Keempat, pengembangan riset center, bukan hanya di bidang refi-nary tetapi juga bidang lain di Asia atau di seluruh dunia. "Jadi, walaupun produksi [LNG) atau kadar karbonnya menurun, ada sesuatu yang bisa kita jual seperti expertise."
PT Badak sebelumnya menyatakan mengalami penurunan permintaan dari beberapa pembeli utama, a.l. dari Jepang. Produksi pabrik LNG pada tahun ini ditargetkan 2.600-2.700 MMscfd atau setara 280 kargo setahun. Jumlah itu turun dari posisi tahun lalu yang mencapai 303 kargo. {Bisnis, 12 Februari).
Pertamina sendiri, lanjut Karen, akan memanfaatkan keunggulan PT Badak ini untuk meningkatkan keahlian karyawannya. Selain itu, dia yakin prestasi standar kerja PT Badak ini pada akhirnya dapat diakui oleh negara lain.
"Saya mendengar Nigeria menghabiskan ratusan miliar dolar AS untuk bisa mendidik orang sebagai ahli LNG, mulai dari operator sampai ke operation dan maintenance. Ini bisa jadi peluang buat PT Badak."
betul@ membanggakan ..
BalasHapus